KETIKA ALLAH SUDAH MENUNJUKKAN JALANNYA
A. Yakin
Sebaik-baik pertolongan adalah pertolongan Allah, itulah yang diyakin oleh seorang anak SMA bernama Muhammad Putra. Ia tidak pernah ragu dan terus menanamkan bahwa Allah akan selalu membantunya. Namun ada sesuatu yang berbeda ketika ia duduk dikelas 2 SMA. Ia menemukan seseorang yang menurutnya adalah seseorang yang berbeda. Dia bernama Angga. Dia mungkin tidak terlalu pintar. Tetapi dia pendiam dan suka membaca. Namun dibalik semua itu dia berusaha untuk menutupi dirinya dari orang lain. Ia tidak peduli meski ia akan dijauhi oleh orang-orang disekitarnya. Ia merasa tidak butuh teman atau apapun. Didalam benaknya ia selalu yakin bahwa tak ada orang yang mampu mencintainya secara tulus tidak juga orang tuanya. Suatu ketika gurunya bertanya kepada Angga, mengapa Angga mengerjakan tugasnya sendiri ? Bukankah seharusnya berkelompok ? Angga hanya menjawab bahwa ia mampu mengerjakan tugas itu sendiri. Tak hanya itu Angga juga sering di bully oleh teman-temannya karena selain ia tak bisa bergaul. Ia juga seorang penyendiri. Menyadari hal ini Pak Rendi seorang guru BK meminta Putra dan beberapa murid lainnya untuk berteman sekaligus merubah sosok Angga agar tidak menjadi seorang yang penyendiri.
B. Pendeketan
Putra, Yusuf dan Pras berusaha untuk mendekati Angga, dari mengajak ngobrol, belajar bareng dan segalanya namun tak ada jawaban. Tak ada respon yang baik dari Angga selain meninggalkan Putra dan berharap mereka tidak mengganggunya lagi. Namun usaha mereka tidak hanya sampai disitu, selain itu mereka mencoba mengajak nongkrong main bola bareng bahkan mengajak nonton, mengaji bareng dan lain hal. Namun semua itu tidak membuahkan hasil selain tolakan demi tolakan secara halus oleh Angga. Kemudian saat pulang Putra dan teman-temannya mengikuti Angga pulang kerumahnya dan mencoba mencari tau ada apa dengan Angga. Ketika diperjalanan mereka melihat Angga kesuatu tempat dimana tempat itu adalah makam. Ketika hendak menemui makam itu Putra melihat Angga duduk menangis melihat makam yang sepertinya sudah lama. Putra melihat Angga duduk dan berdoa serta mengatakan, beristirahlah yang tenang, aku baik-baik saja disini. Setelah itu Angga bergegas pulang dan Putra bersama temannya mengikuti. Ketika tiba dirumah,mereka melihat rumah Angga yang megah dan indah, tampak disekelilingnya taman ada banyak bunga yang bermekaran dan kolam renang yang indah. Namun apa yang membuat Angga begitu dingin. Tak lama Putra dan temannya berbincang-bincang Angga datang dan menghampiri mereka, dan mengajak mereka masuk. Yang pertama mereka temui adalah sebuah foto keluarga dimana terdapat ayah, ibu dan 2 orang anak kecil yang manis. Namun semuanya tak membuat Angga peduli. Ketika selesai berbincang-bincang Putra dan temannya bergegas pamit. Namun ada yang menjadi suatu pertanyaan ada apa dengan Angga.
C.Bullying
Namun semua itu tak membuat Angga mau menghampiri mereka atau berbaur dengan Putra. sedangkan anak-anak lain terus membully Angga. Angga seakan tak peduli dengan cacian yang ia terima, dari yang bilang anak broken home, homo atau sebagainya. Tak sering juga mereka menghilangkan peralatan tulis ataupun memberi lem di bangku tempat Angga duduk. hingga suatu ketika Angga kesabaran Angga tak terhentikan, seketika itu ia melempar bangku tepat kekepala Andito dan Lenny (Orang-orang yang sering membully Angga) hingga akhirnya kepala mereka pecah dan banyak mengeluarkan darah. Akibat perbuatan ini Angga mendapat hukuman yang berat. Ia tidak hanya dihukum atas kasus pelanggarannya namun juga di scors selama 2 minggu.
Semenjak saat itu ia semakin menutup diri dan kini Rico dan Yusuf sudah mulai lelah untuk menjalin persahabatan dengan Angga. Kini saatnya mereka fokus dengan pelajaran mereka. 5 bulan kemudian mereka sudah memasuki kelas 3 SMA namun tetap saja Angga terus di bully karena keluarganya yang broken home juga ia tak bisa bergaul dengan yang lainnya. Tak jarang jika ia selalu menerima omelan dari guru karena ia selalu mengerjakan tugas kelompok tanpa ada kelompoknya. Ayahnya selalu memarahinya lantaran sudah kesal akibat selalu dipanggil karena masalah Angga yang tidak pernah selesai. Yah mungkin ini yang membuat ia semakin depresi dan terus menyendiri. Hal ini membuat Putra iba dan mencoba mengajak ia berbicara. Namun berkali-kali Putra mendekatinya berkali-kali pula ia menjauhinya. Setahun kemudian mereka sudah lulus dari SMA dan diterima di Universitas Negeri yang ternama. Putra tak menyangka bahwa ia akan berada di satu universitas dengan Angga, Yusuf, dan Pras.
D. Allah selalu punya jalannya
Putra duduk di masjid, ia berdoa dan berkali-kali menyebut Asma Allah. Ia menatap kelangit-langit masjid, berdoa untuk kebahagiannya, keluarganya dan seluruh umat muslim. Namun ketika teringat Angga ia jadi teringat akan apa yang dialami Angga. kemudian ia meminta temannya seorang Psikologi bernama Arya untuk menghibur Angga dan mencari tau apa yang membuat Angga menjadi tertekan. Arya setuju dan mencoba membantu Angga. kemudian Arya mencoba menulusuri latar belakang Angga, dan mencari tau ada apa dengan Angga. setelah 2 bulan menulusuri terkuaklah semua tentang Angga. Angga, adalah seorang putra dari Bram Pamungkas dan mempunyai seorang adik bernama Dimas Pamungkas. Keluarganya hancur karena ibunya memilih mencintai pria lain dan menceraikan ayahnya. Dimas saat itu sedang sakit dan akhirnya meninggal karena sakit yang dideritanya terlalu parah sedangkan ayahnya adalah seorang pengusaha sukses yang terlalu sibuk dengan kerjaannya hingga melupakan putranya. Ambisinya akan uang melupakan segalanya, dan membuat ia menjadi seorang yang tak memiliki teman sejati. Kini Arya tau apa yang harus ia lakukan untuk membuat Angga menjadi orang yang periang. Namun ketika bergegas menemui Angga ia mendapat laporan bahwa Angga telah bunuh diri dan kini telah dirawat. Yusuf yang menolongnya kini tak tau harus berbuat apa, hingga Arya dan Putra datang. mereka melihat Angga sedang berbaring di tempat tidurnya dengan infus disampingnya. Yusufpun menghubungi orang Angga dan mengabarkan peristiwa tersebut. Namun seolah orang tua Angga tak peduli soal tersebut. Arya mencoba membisikan ketelinga Angga bahwa masih ada didunia ini yang peduli padanya bahkan lebih dari dirinya sendiri. Itu adalah Allah, zat maha esa. 3 hari kemudian Angga sadar dari komanya. Namun Angga mencoba untuk bunuh diri lagi namun dihalangi oleh Putra dan Pras. Yusuf segera memanggil Arya untuk menenangkannya. Arya datang dan menghampiiri Angga, ia mengatakan bahwa dunia belum berakhir. Masih ada yang mencintainya melebihi dirinya sendiri, dialah yang menciptakan segalanya. Dan sejak saat itu Angga bisa menjadi seorang muslim yang baik, ia berdoa dan sekaligus mengucapkan terima kasih kepada teman-temanya yang masih peduli akan dirinya. Sejak hari itu ia mengisi hari-harinya dengan prestasi dan doa disetiap usahanya.
Allah mencitai hambanya dengan tulus. Untuk menguji kesetiaan hambanya Allah memberikan cobaan agar hambanya selalu meminta dan berdoa kepada Allah. Yakinlah ketika kamu mempunyai seribu alasan untuk menangis,kepercayaanmu terhadap Allah mempunyai sepuluh ribu alasan untuk kamu tersenyum
Jika ada yang salah mohon perbaikannya
B. Pendeketan
Putra, Yusuf dan Pras berusaha untuk mendekati Angga, dari mengajak ngobrol, belajar bareng dan segalanya namun tak ada jawaban. Tak ada respon yang baik dari Angga selain meninggalkan Putra dan berharap mereka tidak mengganggunya lagi. Namun usaha mereka tidak hanya sampai disitu, selain itu mereka mencoba mengajak nongkrong main bola bareng bahkan mengajak nonton, mengaji bareng dan lain hal. Namun semua itu tidak membuahkan hasil selain tolakan demi tolakan secara halus oleh Angga. Kemudian saat pulang Putra dan teman-temannya mengikuti Angga pulang kerumahnya dan mencoba mencari tau ada apa dengan Angga. Ketika diperjalanan mereka melihat Angga kesuatu tempat dimana tempat itu adalah makam. Ketika hendak menemui makam itu Putra melihat Angga duduk menangis melihat makam yang sepertinya sudah lama. Putra melihat Angga duduk dan berdoa serta mengatakan, beristirahlah yang tenang, aku baik-baik saja disini. Setelah itu Angga bergegas pulang dan Putra bersama temannya mengikuti. Ketika tiba dirumah,mereka melihat rumah Angga yang megah dan indah, tampak disekelilingnya taman ada banyak bunga yang bermekaran dan kolam renang yang indah. Namun apa yang membuat Angga begitu dingin. Tak lama Putra dan temannya berbincang-bincang Angga datang dan menghampiri mereka, dan mengajak mereka masuk. Yang pertama mereka temui adalah sebuah foto keluarga dimana terdapat ayah, ibu dan 2 orang anak kecil yang manis. Namun semuanya tak membuat Angga peduli. Ketika selesai berbincang-bincang Putra dan temannya bergegas pamit. Namun ada yang menjadi suatu pertanyaan ada apa dengan Angga.
C.Bullying
Namun semua itu tak membuat Angga mau menghampiri mereka atau berbaur dengan Putra. sedangkan anak-anak lain terus membully Angga. Angga seakan tak peduli dengan cacian yang ia terima, dari yang bilang anak broken home, homo atau sebagainya. Tak sering juga mereka menghilangkan peralatan tulis ataupun memberi lem di bangku tempat Angga duduk. hingga suatu ketika Angga kesabaran Angga tak terhentikan, seketika itu ia melempar bangku tepat kekepala Andito dan Lenny (Orang-orang yang sering membully Angga) hingga akhirnya kepala mereka pecah dan banyak mengeluarkan darah. Akibat perbuatan ini Angga mendapat hukuman yang berat. Ia tidak hanya dihukum atas kasus pelanggarannya namun juga di scors selama 2 minggu.
Semenjak saat itu ia semakin menutup diri dan kini Rico dan Yusuf sudah mulai lelah untuk menjalin persahabatan dengan Angga. Kini saatnya mereka fokus dengan pelajaran mereka. 5 bulan kemudian mereka sudah memasuki kelas 3 SMA namun tetap saja Angga terus di bully karena keluarganya yang broken home juga ia tak bisa bergaul dengan yang lainnya. Tak jarang jika ia selalu menerima omelan dari guru karena ia selalu mengerjakan tugas kelompok tanpa ada kelompoknya. Ayahnya selalu memarahinya lantaran sudah kesal akibat selalu dipanggil karena masalah Angga yang tidak pernah selesai. Yah mungkin ini yang membuat ia semakin depresi dan terus menyendiri. Hal ini membuat Putra iba dan mencoba mengajak ia berbicara. Namun berkali-kali Putra mendekatinya berkali-kali pula ia menjauhinya. Setahun kemudian mereka sudah lulus dari SMA dan diterima di Universitas Negeri yang ternama. Putra tak menyangka bahwa ia akan berada di satu universitas dengan Angga, Yusuf, dan Pras.
D. Allah selalu punya jalannya
Putra duduk di masjid, ia berdoa dan berkali-kali menyebut Asma Allah. Ia menatap kelangit-langit masjid, berdoa untuk kebahagiannya, keluarganya dan seluruh umat muslim. Namun ketika teringat Angga ia jadi teringat akan apa yang dialami Angga. kemudian ia meminta temannya seorang Psikologi bernama Arya untuk menghibur Angga dan mencari tau apa yang membuat Angga menjadi tertekan. Arya setuju dan mencoba membantu Angga. kemudian Arya mencoba menulusuri latar belakang Angga, dan mencari tau ada apa dengan Angga. setelah 2 bulan menulusuri terkuaklah semua tentang Angga. Angga, adalah seorang putra dari Bram Pamungkas dan mempunyai seorang adik bernama Dimas Pamungkas. Keluarganya hancur karena ibunya memilih mencintai pria lain dan menceraikan ayahnya. Dimas saat itu sedang sakit dan akhirnya meninggal karena sakit yang dideritanya terlalu parah sedangkan ayahnya adalah seorang pengusaha sukses yang terlalu sibuk dengan kerjaannya hingga melupakan putranya. Ambisinya akan uang melupakan segalanya, dan membuat ia menjadi seorang yang tak memiliki teman sejati. Kini Arya tau apa yang harus ia lakukan untuk membuat Angga menjadi orang yang periang. Namun ketika bergegas menemui Angga ia mendapat laporan bahwa Angga telah bunuh diri dan kini telah dirawat. Yusuf yang menolongnya kini tak tau harus berbuat apa, hingga Arya dan Putra datang. mereka melihat Angga sedang berbaring di tempat tidurnya dengan infus disampingnya. Yusufpun menghubungi orang Angga dan mengabarkan peristiwa tersebut. Namun seolah orang tua Angga tak peduli soal tersebut. Arya mencoba membisikan ketelinga Angga bahwa masih ada didunia ini yang peduli padanya bahkan lebih dari dirinya sendiri. Itu adalah Allah, zat maha esa. 3 hari kemudian Angga sadar dari komanya. Namun Angga mencoba untuk bunuh diri lagi namun dihalangi oleh Putra dan Pras. Yusuf segera memanggil Arya untuk menenangkannya. Arya datang dan menghampiiri Angga, ia mengatakan bahwa dunia belum berakhir. Masih ada yang mencintainya melebihi dirinya sendiri, dialah yang menciptakan segalanya. Dan sejak saat itu Angga bisa menjadi seorang muslim yang baik, ia berdoa dan sekaligus mengucapkan terima kasih kepada teman-temanya yang masih peduli akan dirinya. Sejak hari itu ia mengisi hari-harinya dengan prestasi dan doa disetiap usahanya.
Allah mencitai hambanya dengan tulus. Untuk menguji kesetiaan hambanya Allah memberikan cobaan agar hambanya selalu meminta dan berdoa kepada Allah. Yakinlah ketika kamu mempunyai seribu alasan untuk menangis,kepercayaanmu terhadap Allah mempunyai sepuluh ribu alasan untuk kamu tersenyum
Jika ada yang salah mohon perbaikannya
Good gufron lanjutkan
BalasHapusghufron apa kabar? gue siti. masih kenal nggak? pada nyariin lu nih. gue kangen sama jenis omongan lu.
BalasHapushaa siti, kenny kalii kok namanya beda
Hapus