Ibu Maafkan Aku
Dahulu kala hiduplah seorang anak yang cerdas bernama Muhammad Adi. Ia adalah anak yatim dan tinggal bersama ibunya disebuah desa yang agak terpencil. Adi adalah anak yang cerdas namun sangat pemarah. Ia sangat senang dengan pakaian dan teknologi. Suatu ketika ia membuat sebuah robot dan kincir air yang bisa mengalirkan listrik. Untuk menyempurnakan hasil penemuannya ia membutuhkan uang untuk membeli sebuah kabel. Namun karena tidak ada uang ia akhirnya bersedih dan memohon ibunya untuk membelikan ia sebuah kabel panjang yang elastis demi menyempurnakan penemuannya. Karena merasa tak tega akhirnya ibunya menghabiskan uang tabungannya demi membeli kabel panjang tersebut. Lalu berhasillah hasil penemuan Adi.
Suatu ketika ia ingin membuat penemuan baru yaitu robot yang bisa memudahkan pekerjaannya agar ia tak perlu bekerja keras membersihkan rumahnya. Namun karena peralatannya yang kurang akhirnya ia kembali meminta ibunya untuk membelikan peralatan barunya dan itu memakan uang ratusan ribu. Dengan keikhlasan ibunya ia kembali membuat robot barunya. Akhirnya robot penemuannyapun jadi dan kini mereka berdua tak perlu bersusah payah untuk membersihkan rumahnya. Hal ini diketahui oleh Anak dari Pak Lurah dan segera memberi tau ayahnya. Mendengar hal ini Lurahpun datang dan meminta Adi untuk menciptakan kincir air besar sebagai pembakit listrik tenaga air.
Setelah 3 bulan jadilah kincir air tersebut. Untuk merayakannya, Lurah tersebut membuat pesta besar dan mengundang seluruh warganya. Karena tak memiliki baju bagus Adi pun memakai kemeja bekas ayahnya yang masih bagus. Namun ketika akan disetrika, tak sengaja baju Adipun robek karena panasnya. Adi hendak mengganti baju yang lain namun ia tak ada lagi. Dan ketika diperayaan seluruh warga mentertawakannya. Saat dirumah Adi menyampaikan kekecewaannya kepada ibunya bahkan sampai memaki ibunya. Tak tahan dengan perlakuan anaknya ditamparlah Adi, dan Adipun meninggalkan rumah. Ibunya segera mengejar namun tak sampai karena laju Adi begitu cepat meninggalkan rumah
Adi berangkat ke kota, disana ia berjuang keras untuk membuat berbagai penemuan dan menciptakan kreasi robot yang menarik. 1 tahun kemudian ia berhasil dan kini memilik sebuah rumah yang megah. Namun ia lupa akan ibunya dan tak berniat kembali kedesannya. Ia teringat akan perlakuan warga desa akan hinaan dan cacian yang membuat Adi geram. Hari-hari yang ia lalui hanya mampu membuat rumah, bisnis dan menumpuk hartanya. Ia pun menikah dan dianugrahi 2 anak kembar, namun istrinya meninggal saat melahirkan bayinya tersebut. 3 tahun sudah ia meninggalkan desa. Semakin lama ia memendam kerinduan yang begitu dalam. Hingga suatu ketika ia bermimpi melihat ibunya tersenyum dan berkata "anakku pulanglah bunda rindu kepadamu nak"
Saat terbangun Adi pun berangkat bersama kedua putranya kedesa tempat ibunya tinggal. Saat ia datang kerumahnya, terlihat rumahnya yang tak terkunci dan tak terawat. Ia dan kedua putranya mencari dimana ibunya. Hampir seharian mereka menunggu ibunya pulang. Kemudian Mak Ijah, teman ibunya yang tak sengaja lewat datang dan menghampirinya. Adi "Mak Ijah ada apa, lihat bunda gak ?" Mak Ijah "hmm Adi, memangnya Adi gak tau soal Bunda" Adi " Emang bunda kenapa mak" Mak Ijah " Sebenarnya, Bunda meninggal Di". Mendengar hal tersebut jatulah Adi terduduk dan menangisi kepergian bundanya. Ia tak menyangka bahwa apa yang ia lakukan begitu kejam hingga ia tak tau bahwa Bundanya telah pergi. Ia bahkan tega tak mengundang Bundanya kepernikahannya.
Mak Ijah "Di yang sabar yahh, bunda sudah memaafkan Adi, ia menitipkan ini buat Adi". Sepucuk surat yang kini Adi terima, kemudian ia perlahan membaca. Bunda "Adi, putra bunda, maafkan bunda yaa atas semua kesalahan bunda. Bunda tidak menyangka bahwa bunda telah merusak pakaian Adi dan membuat Adi malu sama warga desa. Bunda juga sudah membelikan Adi kemeja yang baru dan beberapa peralatan supaya Adi bisa membuat robot. Pulang ya nak, bunda kangen banget sama Adi. Bunda janji gak akan ngerusak baju Adi dan akan memberikan segala keperluan Adi. Hanya Adi yang bunda punya. Pulanglah nak Bunda menunggumu disini. Salam Bunda". Melihat hal tersebut menangislah Adi. Kemudian Mak Ijah menceritakan, bahwa 4 tahun setelah Adi pergi, Bundanya hanya bisa menangisi Adi. Ia tak mau makan atau minum. Ia hanya menggenggam selimutnya dan menyebut nama Adi.
Adi berjanji akan selalu mendoakan bundanya dan mendidik anak-anaknya menjadi anak yang soleh yang bisa menjadi kebanggaan orang tuanya. Tak ada lagi yang bisa ia rasakan selain kekecewaan dan kesedihan. Karena hal sepele merusak segalanya. Karena hal kecil Ibunda yang dicintainya pergi jauh dan takkan kembali.
"Ingatlah sesungguhnya ibu akan selalu menyayangi kita. Terkadang kita geram dengan semua tingkahnya, tapi terkadang kita tak tau ibu selalu punya caranya untuk mencintai kita. Tak ada ibu yang sempurna, tapi kasih sayang ibu selalu sempurna"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar