Bioteknologi bidang pertanian
berkaitan dengan Pembiakan Seksual dan Aseksual
Bioteknologi adalah penggunaan
sistem kehidupan dan organisme untuk mengembangkan atau membuat produk yang
berguna , atau " aplikasi teknologi yang menggunakan sistem biologi ,
organisme hidup atau turunannya , untuk membuat atau memodifikasi produk atau
proses untuk penggunaan khusus " (UN Convention on Biological Diversity ,
Art . 2 ). Tergantung pada alat dan aplikasi , sering tumpang tindih dengan (
terkait ) bidang bioteknologi dan teknik biomedis . Tanaman transgenik
merupakan tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies
tanaman yang berbeda atau makhluh hidup lainnya. Salah satu contoh yang diambil
adalah tanaman jagung.
Perkembangbiakan Seksual
Pada reproduksi seksual tidak selalu
terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat terbentuk individu baru tanpa
adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa Partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
- Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.
- Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya Paramecium.
- Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum di dalam rahim.
Reproduksi aseksual adalah bentuk
reproduksi organisme bersel tunggal seperti archaea, bakteri, dan protista.
Banyak tanaman dan jamur bereproduksi secara aseksual juga.
B. Di bidang pertanian.
1. Tanaman yang Dapat Menfiksasi Nitrogen
Serealia atau tumbuhan
rumput-rumputan berbiji merupakan tumbuhan yang menyuplai 50% makanan pokok
penduduk dunia. Namun, serealia tidak memiliki simbion bakteri akar-akarnya
untuk memfiksasi nitrogen, sehingga kebutuhan nitrogen (N2) diperoleh dari
penambahan pupuk buatan. Kelebihan pupuk buatan yang diberikan dapat terbilas
air dan menyemari air minum yang dikonsumsi manusia di lingkungan sekitar.
Dengan bioteknologi, para ilmuwan
mengembangkan tumbuhan yang akar-akarnya dapat bersimbiosis dengan Rhizobium.
Ide ini melibatkan gen nif yang dapat mengontrol fiksasi nitrogen. Para ilmuwan
menyisipkan gen nif ini pada :
a. Tumbuhan serealia
b. Bakteri yang berasosiasi dengan
tumbuhan serealia
c. Plasmid TI ( Tumor Inducing) dari Agrobacterium dan kemudian
menginfeksikannya ke tumbuhan yang sesuai dengan bakteri yang telah direkayasa.
2. Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan salah satu
cara perbanyakan tanaman secara vegetative dengan mengisolasi bagian tanaman
seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam wadah
tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri
menjadi tanaman lengkap. Media kultur merupakan tempat tumbuhnya sel tumbuhan.
Media tumbuh sel tumbuhan dapat di dalam tabung yang steril, artinya tabung yang
bebas dari hama. Medium itu biasanya dibuat dari agar-agar yang diberi berbagai
nutrisi yang diperlukan tumbuhan. Kultur jaringan tumbuhan dapat dilakukan
hanya dengan mengambil beberapa milimeter pucuk tumbuhan yang mengandung
jaringan muda atau jaringan lain yang bersifat meristematik. Bagian tumbuhan
yang dikultur disebut sebagai eksplan.
Dasar kultur jaringan ini adalah
teori totipotensi yang berhasil dibuktikan oleh F.C Steward tahun 1958. Teori
ini berbunyi “setiap sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman yang
sempurna jika ditempatkan di lingkungan yang sesuai”. Sehingga sifat
totipotensi merupakan potensi pada setiap sel penyusun jaringan dewasa untuk
mengadakan pembelahan dan membentuk individu baru.
Perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan
diaplikasikan terutama pada tanaman-tanaman yang sulit dikembangkan secara
generative, seperti lada, jahe, pisang, panili, tanaman penyerbuk silang (jambu
mente, cengkeh, melinjo, asam), dan tanaman hutan (jati dan cendana)
Hal penting yang diperhatikan dalam
teknik ini adalah medium pertumbuhan. Medium yang umum digunakan adalah medium
MS (Murashige Skoog) yang diformulasikan oleh Toshio Murashige dan Folke Skoog
pada tahun 1962. Tahapan kultur jaringan adalah sebagai berikut:
a. Tanaman yang digunakan berasal
dari tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Bagian tanaman untuk kultur
(eksplan) dapat berasal dari organ tumbuhan yang dipotong dengan menggunakan
pisau steril.
b. Eksplan ditanam secara steril ke
dalam botol yang berisi medium padat MS yang diperkaya dengan vitamin
c. Setelah beberapa minggu, eksplan
tumbuh menjadi kalus.
d. Kalus dipindahkan ke medium baru.
Jika kalus dapat tumbuh jadi individu baru, maka dapat dihasilkan tanaman
dengan sifat yang sama dengan induknya.
Keuntungan dari pengembangan kultur
jaringan tumbuhan, antara lain:
1) Berlangsung cepat dalam
memperoleh tumbuhan baru.
2) Hemat tempat dan waktu.
3) Bibit terhindar dari hama dan
penyakit.
4) Memiliki sifat identik dengan
induknya.
5) Jumlah tidak terbatas, artinya
dapat menghasilkan individu dalam jumlah yang banyak (dari satu mata tunas yang
sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 bibit).
3. Teknologi Tanaman Transgenik
Tanaman transgenik merupakan tanaman
yang telah disusupi DNA asing sebagai pembawa sifat yang diinginkan. DNA
tersebut dapat berasal dari tumbuhan yang beda jenis. Untuk menghasilkan
tanaman transgenik dibutuhkan teknik rekayasa genetika dan vector sebagai
pembawa gen sifat yang diinginkan. Sebagai vector digunakanlah DNA yang berasal
dari bakteri Agrobacterium tumefaciens yang lebih dikenal dengan nama Ti
plasmid (tumor-inducing plasmid). Ti plasmid memiliki kemampuan untuk masuk ke
dalam sel tumbuhan selama proses infeksi.
Tahapan untuk memperoleh tanaman
transgenik, adalah sebagai berikut:
a. Ti plasmid dikeluarkan dari sel
bakteri
b. Ti plasmid dipotong pada sisi
yang spesifik dengan menggunakan enzim restriksi.
c. DNA yang berasal dari sel tanaman dipotong dengan menggunakan enzim
restriksi yang sama agar diperoleh sisi yang speksifik. Kemudian gen tanaman
yang membawa sifat yang diinginkan dipisahkan dari DNA-nya.
d. Gen tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam plasmid sehingga
menghasilkan DNA rekombinan.
e. Plasmid yang telah mengandung gen tersebut dimasukkan ke dalam sel
tanaman yang dikultur. Saat ini, sel tanaman telah memiliki gen dari tanaman
lain.
f. Terjadi regeberasi sel tumbuhan yang akan terus
mengalami pembelahan hingga menjadi satu individu tanaman baru. Tanaman baru
ini memiliki sifat baru yang diinginkan dan merupakan tanaman transgenik.
Teknologi transgenik telah dilakukan
pada beberapa tanaman pertanian seperti jagung, kapas, tomat, padi, kedelai,
dan papaya. Pada kedelai telah dimasukkan beberapa gen yang menyebabkan variasi
pada tanaman kedelai. Pada tanaman jagung telah dimasukkan gen cry dari
Bacillus thuringiensis disebut dengan jagung Bt, yang menyebabkan jagung
menghasilkan protein yang dapat membunuh serangga, seperti kupu-kupu.
Tanaman transgenik ini tidak perlu
disemprot dengan pestisida untuk menyingkirkan hama dan penyakit, sebab dengan
sisipan gen tersebut akan menghasilkan senyawa endotoksin ( senyawa racun)
sehingga tanaman transgenik dapat membrantas hama dengan senyawa racun yang
dikandungnya.
4. Hidroponik
Penerapan bioteknologi dalam bidang
pertanian juga dapat dilakukan dengan cara menanam tanaman dalam media selain
tanah, yang disebut hidroponik. Hidroponik adalah teknik menanam tanaman dalam
media selain tanah. Hidroponik dapat dilakukan dengan menggunakan media air dan
pasir.
1.
Hidroponik dengan media air
Tumbuhan
ditanam di dalam air dan ditambah unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
tersebut.
2.
Hidroponik dengan media pasir.
Media yang digunakan dapat juga dengan arang, sabut
kelapa, atau batubatuan. Dalam teknik ini, sebaiknya ditambahkan unsur-unsur
hara. Dalam teknik hidroponik yang perlu diperhatikan adalah kelembapan udara
dan intensitas cahaya agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman cukup baik.
Keuntungan teknik hidroponik, antara lain:
• Masih dapat bercocok tanam di
lahan yang sempit.
• Dapat menggunakan pupuk dengan
efisien.
• Hama dan penyakit tanaman dapat
dihindari.
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting selain gandum dan padi.jagung dibudidayakan di Indonesia dengan cara
transgenik. Upaya peningkatan produksi jagung dapat dilakukan melalui berbagai
cara, antara lain melalui perbaikan genetik tanaman. Perbaikan genetik jagung
bertujuan untuk mengatasi kendala pertumbuhan tanaman, terutama cekaman
lingkungan biotik dan abiotik. Perbaikan genetik pada jagung dilakukan secara
konvensional maupun melalui rekayasa genetik. Dengan perkembangan bioteknologi,
perbaikan genetik jagung melalui rekayasa genetik akan menjdai andalan dalam
pemecahan masalah perjagungan di masa mendatang. Dalam rekayasa genetik, sifat
unggul tidak hanya didapatkan dari tanaman jagung itu sendiri, tetapi juga dari
spesies lain sehingga dapat dihasilkan tanaman transgenik. Jagung Bt merupakan
salah satu tanaman transgenik yang mempunyai ketahanan terhadap hama, dimana
sifat ketahanan tersebut diperoleh dari bakteri Bacillus thuringienisis.
Penggunaan teknologi rekayasa
genetik pada tanaman jagung berkembang pesat setelah pertama kali Gordonn-Kamm
et al (1990) berhasil mendapatkan tanaman jagung transgenik yang fertil. Hal
ini terobosan dalam pengembangan dan pemanfaatan plasma nutfah dalam penelitian
di bidang biologi tanaman jagung. Teknologi rekayasa genetik merpakan teknologi
transfer gen dari satu spesies ke spesies lain, dimana gen interes berupa suatu
fragmen DNA ditransformasikan ke dalam sel atau tanaman inang untuk
menghasilkan tanaman transgenik yang mempunyai sifat baru. Terdapat dua metode
dalam pemanfaatan teknologi transfer gen, yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Metode transfer gen secara langsung diantaranya adalah:
elektroforasi, penembakan partikel,sertakabidsilikon.
Namun, ada pula permasalahan dibalik
transgenik ini. Sebagaian besar rekayasa atau modifikasi sifat tanaman
dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia semakin meningkat dan
juga permsalahan kekurangan gizi manusia sehingga pembuatan tanaman transgenik
juga menjdai bagian dari pemuliaan tanaman. Hadirnya tanaman transgenik
menimbulkan kontroversi masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir
apabila tanaman tersebut akan menganggu keseimbangan lingkungan, membahayakan
kesehatan manusia, dan mempengaruhi perekonomian global.
Apakah
Perbedaan perkembangbiakan secara seksual dan aseksual? Reproduksi
seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang
berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual.
Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual,
sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, melakukan
reproduksi secara aseksual.
Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi_seksual
http://farhananggriawan.blogspot.co.id/2014/06/tugas-1-pengertian-dan-perbedaan.html
Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi_seksual
http://farhananggriawan.blogspot.co.id/2014/06/tugas-1-pengertian-dan-perbedaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar