Jumat, 26 Februari 2016

Kisah Manusia dan Ular Emas

              Pada zaman dahulu kala didesa terpencil hiduplah seorang anak yang tinggal bersama orang ayahnya disebuah hutan didekat Kerajaan Agra. Anak itu bernama Siam. Siam tinggal tak terlalu jauh dari desa di Kerajaan Agra. Ayah Siam bernama Singh, yang memang merupakan seorang pekerja keras dan suka hidup dalam kesederhanaan. Suatu ketika tak Siam hendak bermain keluar untuk mencaari hiburan, ia segera meminta izin kepada ayahnya Singh. Singh mengizinkan tetapi dengan syarat Siam harus pulang sebelum petang. Siam setuju tetapi dengan syarat yang diberikan Ayahnya. Hatta, berjalanlah ia kesebuah desa untuk melihat pemandangan yang ingin ia lihat. Namun disetiap pedesaan yang ia lihat, hampir seluruh anak mempunyai mainan yang indah dan bagus. Hal itu membuat Siam sangat sedih karena ia tidak mempunyai mainan seindah punya anak-anak Desa Agra kebanyakan. Anak-anak didesa Agra yang melihat Siam dengan pakaian yang sederhana merasa enggan dan berusaha menjauh dari Siam. Hatta, berjalanlah Siam menuju rumahnya, 

              Saat petang Siam pulang dalam keadaan sedih. Singh yang melihatnya langsung bertanya ada apa dengan Siam. Siam menjelaskan tentang kesedihannya, kemudian ayahnya memeluknya seraya berkata bahwa kita harus bersyukur dengan apa yang kita punya. Kita tidak perlu merasa iri kepada orang lain. Selagi kita masih bisa makan dan mempunyai tempat tinggal itu sudah cukup. Namun Siam ingin kehidupan yang baru, dimana ia bisa membeli apapun. Sang Ayah hanya bisa menggelengkan kepala seraya berharap untuk anaknya Siam agar bisa mengerti dengan keadaanya. Hari-hari yang ia lakukan adalah membantu ayahnya bertani dan mencari kayu yang sudah usang. Tidak hanya itu Siam sering sekali mengolah barang yang rusak dan belajar tentang ekonomi, politk dan matematika dari buku yang ia temukan di pembuangan. 

                Waktu terus berjalan, Siam kini sudah berusia 17 tahun. Ia merasa cukup dewasa untuk bisa membantu ayahnya dengan lebih. Ayahnya pun sangat senang, ia tak menyangka anaknya begitu penurut dan sangat patuh kepada ayahnya. Ketika hendak menjual hasil panennya, ia melihat seorang wanita yang begitu cantik bernama Roro. Roro merupakan seorang putri dari kerajaan Agra. kesombongan dan keangkuhannya membuat rakyatnya sangat takut dan membencinya. Raja Maldev dari kerajaan Agra merupakan seorang yang kejam dan dzalim. Setiap harinya dia selalu menindas rakyat yang tidak mau memberikan pajak dan selalu menyerang kerajaan yang dekat dan lemah dari kerajaannya. Siam yang melihat putri Roro langsung pergi dan menyingkir, namun Roro yang melihat hal itu segera mendekat. Namun Siam sudah terlanjur jauh dan sudah tidak ada dapat dilihat dengan mata lagi.

                  Suatu hari Di Kerajaan Agra ada sebuah sayembara, Sang Raja menawarkan kepada setiap bangsawan yang dapat memenangkan lomba balap kuda. maka akan mendapat hadiah yang besar. Siam berkeinginan untuk mengikuti lomba tersebut, namun ia tersadar bahwa ia tidak mempunyai kuda. Melihat hal itu Singh mengumpulkan semua uang tabungannya dan membelikannya seekor kuda pacu. Siam pun sangat bergembira dan bersemangat untuk latihan balap kuda. Sering kali setelah usai membantu sang ayah Siam pun segera berlatih balap kuda. Ketika hari dimana lomba balap kuda pun akan diselenggarakan Siam bersiap untuk balapan. Namun ditengah perjalanan ia bertemu Roro, dan kali ini pun ia jatuh hati kepada Siam. Roro seolah terpesona oleh ketampanan Siam dan kegagahannya. Seolah ia ingin Siam menjadi Suaminya. 

              Ketika perlombaan akan segera akan dimulai, Siam mencoba memasang posisi. Dan bendera mulai diangkat. Kemudian semua pembalap segera menjalankan kudanya secepat yang mereka bisa. Siam yang sudah terlatih dan balap kuda ini segera mempercepat laju kudanya dan memimpin didepan setiap pembalap. Hampir disetiap putaran tak ada pembalap yang sanggup mengalahkan kecepatannya. Akhirnya ketika berada pada putaran terakhir Siam segera mempercepat laju kudanya daaannnnn menang. Seluruh warga desa bersorak sorai karena kemenangannya. Ketika tiba waktunya untuk memberikan hadiah berupa emas dan 20 ekor kuda pacu yang tebaik kepada Siam. Tiba-tiba seorang bangsawan segera menghentikan pemberian hadiah tersebut. Orang itu bernama Raka putra dari Bangsawan Hadi. Ia mengatakan bahwa Siam hanya anak petani dan ia tidak layak untuk mendapatkan hadiah tersebut.

                Mendengar hal itu Sang Raja menjadi kesal dan segera menarik kembali hadiahnya. Namun Siam memprotes Sang Raja, karena yang berhak ikut lomba ini hanya Bangsawan bukan setiap orang. Siam berkata "Bagaimana seseorang dapat menunjukkan kemampuannya jika hal ini hanya terfokus pada bangsawan atau pangeran dari kerajaan. Mendengar hal itu Raja Maldev segera memanggil pengawal untuk menangkap Siam. Kemudian Siam akan diadili dihadapan rakyat. Singh hanya bisa berteriak dan mencoba untuk menghalau pengawal untuk menangkap anaknya. Ketika waktu persidangan Siam hanya bisa terdiam akibat pukulan yang ia dapatkan dari penjaga tahanan di Kerajaan Agra. Di persidangan Sang Raja memutuskan untuk memberikan hukuman mati kepada Siam. Namun Singh bersujud meminta pengampunan untuk putranya dengan memberikan hukuman berupa pengasingan ke hutan

               Sang Raja setuju dan membiarkan mereka pergi. Ada dendam yang ia rasakan terhadap Raja Maldev. Mereka di asingkan di sebuah hutan. Sebelum mereka pergi pengawal Raja Maldev membakar semua pertanian Singh dan rumah Singh. Di hutan Siam mendirikan sebuah gubuk yang terbuat dari kayu-kayu yang sudah lapuk dan beberapa jerami. Ada sebuah luka mendalam yang dia rasakan. Singh pun kemudian jatuh sakit. Singh tidak ingin menambah dukanya dengan mengetahui bahwa ia sakit. Di saat itu pula ia ingin pergi mencoba mencari mitos tentang ular emas. Singh segera menolak permintaan Siam. Namun karena keinginan yang keras Siam pun tetap memaksa pergi. Kali ini Singh tidak bisa menahan Siam lagi. Dia memberikan perbekalan yang cukup. Di tengah perjalan yang berliku, Siam menemukan sebuah kuli ular berwarna keemasan. Mungkinkah ini kulit dari sang ular emas. Ia mengikuti kulit kering tersebut hingga menuju sebuah goa yang amat besar. 

  

Bersambung .......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar